SALAM JUMPA

Foto saya
BERADA DI DESA SIDO MULYO,YANG LEBIH POPULER DI SEBUT " LIKU TIGA "AQU ORANGNYA SUPEL ,HOBI BERTEMAN DAN MENCARI TAMBAHAN ILMU PENGETAHUAN.SIDOMULYO ADALAH SALAH SATU DESA DI KABUPATEN SELUMA.PROPINSI BENGKULU. joint Us : My Twitter : @Slam3tsip My Fb : Slametsip

Senin, 17 Januari 2011

JAMUR TIRAM PUTIH


Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas baglog jamur tiram adalah kualitas dari bibit jamur tiram putih. Bibit jamur yang baik nantinya akan menurunkan miselium jamur secara cepat dan berkualitas pula.
Berikut ini sedikit tips yang perlu diperhatikan dalam menghasilkan dan juga menggunakan bibit jamur tiram putih agar menghasilkan baglog yang berkualitas.

Bibit yang baik berasal dari indukan yang baik pula
Tips pertama ini artinya kita harus benar-benar memperhatikan kualitas indukan yang nantinya akan digunakan untuk membuat PDA. Memang dalam mencari indukan ini agak sulit dan sedikit untung-untungan juga, karena kita hanya mengadalkan kasat mata saja. Harapannya memang indukan yang dipilih dalam membuat PDA itu mengandung spora jamur yang banyak sehingga PDA yang dihasilkan bisa tebal dan bagus miseliumnya. Tentang pembuatan bibit PDA ini bisa dilihat pada posting kami Pembibitan F0.

Pengalaman kami dalam membuat PDA, dari beberapa botol PDA, kami benar-benar memilih PDA yang memiliki miselium tebal, seperti pada contoh foto berikut ini.
Miselium yang tebal pada PDA ini nantinya jika diturunkan, InsyaALLAH akan menghasilkan bibit F1 dengan kualitas baik. Dan tentu saja selanjutnya dari kualitas bibit F1 yang baik akan menghasilkan bibit F2 dengan kualitas baik pula.
Pada foto berikut tampak miselium pada PDA sebelah kiri kurang kuat, ini berarti indukan yang dipilih kurang memiliki spora yang kuat, sedang yang sebelah kanan tampak miselia tebal dan banyak, jadi PDA dari botol sebelah kanan yang dipilih untuk diturunkan ke F1.



Pastikan dan catat turunan dari bibit yang ada
Sebelumnya mari kita samakan persepsi dahulu. PDA kami sebut dengan F0, selanjutnya turunan PDA yaitu F1, turunan F1 disebut F2.
Untuk menghasilkan baglog jamur yang baik, seyogyanya maksimal turunan ada di F2, memang jika kualitas F2 cukup baik, masih boleh diturunkan menjadi bibit F3, tetapi tetap sebaiknya terakhir turunan untuk menghasilkan baglog adalah bibit F2.
Mengenai pembuatan F1 dapat dilihat di posting kami tentang pembibitan F1.
Tingkat kekuatan atau kerapatan miselium akan semakin menurun jika bibit diturunkan. Jadi pada PDA, tampak miselium yang merambat pada media agar sangat rapat dan halus.. ini hanya kasat mata saja, tetapi juga bisa diamati dengan menggunakan mikroskop. Selanjutnya jika diturunkan ke F1, tingkat kerapatan miselia akan berkurang, demikian seterusnya.

Pada foto berikut ini sama-sama menggunakan media jagung, tetapi pada foto bagian kiri adalah F2, sedang yang kanan F1. Jika diamati dengan benar, akan tampak miselia pada F2 sedikit lebih kasar dari yang F1 yang teramati halus dan lebih lembut (lebih rapat).
Yang sering jadi pertanyaan, apakah bisa bibit F1 langsung diturunkan ke baglog. Menurut pengalaman kami jawabannya bisa, tetapi karakter tumbuh jamur pada awal kecil-kecil, bergerombol dan tipis, jamur baru tumbuh normal setelah panen ke-2.

Gunakan media yang baik pada F2
Untuk membuat bibit F2 bisa menggunakan jagung, gabah, atau campuran gergajian. Dalam pengamatan kami, memang F2 yang menggunakan jagung perkembangan miselianya kuat, namun terkadang beresiko ketika di kumbung seringkali diganggu hama tikus. Tikus memakan bibit jagung yang terdapat pada baglog yang akhirnya menyebabkan baglog menjadi rusak. Bibit F2 yang menggunakan gabah dalam pengamatan kami kekuatan miselianya masih di bawah jagung, dan seringkali karena bentuknya lancip/tajam, beresiko menyebabkan plastik baglog menjadi lubang yang akhirnya memicu kontaminasi.
Karena sebab-sebab tersebut, kebanyakan pebudidaya menggunakan media gergajian pada bibit F2 karena dirasa aman. Sebab kedua adalah, pada baglog media yang digunakan adalah media gergajian, jadi jika bibit F2 nya juga gergajian, maka lebih sesuai.
Campuran F2 yang baik adalah menggunakan perband ingan jagung giling, bekatul, gergajian dengan 1:2:3. Ini adalah formula dengan nutrisi tinggi. Tingginya nutrisi ini akan teramati pada tebalnya warna putih miselia yang merambat. Kami sendiri untuk meyakinkan, terkadang menggunakan campuran konsentrat 1:2:1, walau resiko pembuatan cukup tinggi. Tetapi jika menggunakan autoclave dengan tekanan 2,5BAR selama 60 menit, InsyaALLAH tingkat kegagalan sangat rendah.
Bagi kami, F2 yang baik juga harus padat, sehingga miselia yang terdapat dalam botol sangat rapat dan kuat, ini nantinya akan tampak jika diinokulasikan ke baglog, dalam 1botol F2 yang padat bisa menghasilkan 40baglog bahkan lebih. Baglog yang dihasilkanpun InsyaALLAH akan cepat membentuk miselia.
Perhatikan waktu inokulasi yang tepat
Waktu inokulasi bibit F2 ke baglog maksimal adalah 24 jam sejak dikeluarkan dari steamer. Suhu terbaik menurut pengalaman kami adalah di kisaran 38 derajat C atau masih agak hangat. Jika baglog sudah terlalu dingin saat diinokulasikan beresiko terhadap kegagalan.
Lihat posting kami tentang inokulasi baglog.
Perhatikan usia bibit F1 dan F2
Bibit bisa dikatakan kadaluarsa atau kualitasnya berkurang jika sudah lebih dari 2 minggu sejak miselia mencapai 100% pada botol. Menurut pengalaman, usia maksimal adalah 1 minggu sejak miselia mencapai 100%, lebih dari itu kekuatan bibit sudah berkurang karena termakan oleh bibit itu sendiri. Menurut pengalaman kami, bibit dengan usia yang masih muda, baru mencapai 100% memiliki kekuatan yang baik untuk digunakan pada baglog. Bahkan jika pada botol, miselia masih mencapai 90%, itupun sudah bisa digunakan dan bibit ini memiliki kekuatan yang baik. Syaratnya jangan digunakan seluruhnya, gunakan hanya 50% dari isi botol, lalu tutup kembali dengan rapat dan disimpan. Ketika sisa bibit miselia sudah penuh, langsung habiskan. Cara ini dapat digunaka apabila kita ingin segera menggunakan walau bibit belum mencapai 100%.

bibit sisa setelah miselium mencapai 100%

Usia ini sangat penting untuk diperhatikan, dan juga bisa menjadi tips bagi Anda jika ingin membeli bibit jamur.

Bibit F2 usia 3hari, 8hari, dan 15 hari


Sebaiknya jika membeli bibit, jangan yang kondisi sudah penuh, karena kita tidak tahu sudah berapa lama miselia tersebut penuh. Lebih baik bagi kita jika harus membeli bibit, yang kondisi rata-rata 70% atau 80% saja.
Kebersihan atau sterilnya ruang inokulasi
Ini sangat penting, karena bisa jadi semua bibit sudah memiliki kualitas baik, tetapi karena ruang inokulasi kurang steril, malah bisa menyebabkan kegagalan. Karena itu baju yang kita gunakan pun sebaiknya baju khusus yang bersih, sebelum masuk ruang inokulasi, kita harus menyemprotkan tangan, kaki, baju kita dengan alkohol 70%. Dan dalam melakukan inokulasi, api pada bunzen juga harus diletakkan dekat dengan baglog untuk memastikan sterilisasinya.
Diposkan oleh Fithrawan Satriyanto ,ST di 18.54 7 komentar
Label: Buat Bibit F0 F1 F2 Jamur tiram
JUMAT, 19 MARET 2010
Memilih indukan jamur untuk PDA / F0
Dalam membuat PDA / Potato Dextrosa Agar atau F0, yang perlu diperhatikan dengan benar adalah pemilihan indukan jamurnya. Ini untuk meningkatkan probabilitas keberhasilannya. Indukan yang dipilih harus diyakinkan jenisnya agar tidak tertukar pula. Misalnya jika kita ingin membuat PDA jenis florida, harus yakin jamur yang dipilih adalah jenis tiram putih florida.

Indukan jamur yang dipilih adalah :
• Masih ukuran muda. Biasanya spora yang terdapat pada jamur ukuran muda masih banyak sehingga cepat menghasilkan miselium
• Memiliki gagang yang besar/tunggal dan keras
• Bersih dan tidak mengandung hama
jamur yang dipilih masih muda dan bergagang besar
yang sebelah kiri jenis ostern, yang kanan jenis florida

Biasanya untuk memperoleh spora yang banyak, jamur tadi disobek dari atasnya hingga mendekati gagangnya. Bagian yang diambil untuk indukan PDA terletak di antara gagang tersebut seperti yang ditandai pada foto berikut:


Biasanya spora banyak pada bagian yang dilingkari
sehingga dipilih untuk indukan PDA

Dalam mengambil indukan untuk PDA ini, tangan harus bersih dengan disemprot alkohol terlebih dahulu. Silet yang akan digunakan juga harus steril dan dipanaskan pada api bunzen hingga merah.
Jika pemilihan bagian jamur untuk PDA ini tepat, maka InsyaALLAH probabilitas dalam membuat PDA akan tinggi keberhasilannya. Hal ini diindikasikan dengan menyebarnya miselium, walau baru berumur 5 hari saja.
Tampak spora yang menyebar di media PDA

Diposkan oleh Fithrawan Satriyanto ,ST di 21.08 0 komentar
Label: Buat Bibit F0 F1 F2 Jamur tiram
JUMAT, 12 MARET 2010
Rangkuman Pembibitan F0 F1 F2
Pembibitan indukan jamur tiram F0/PDA dengan F1 dan F2 hanya berbeda di medianya saja. Untuk proses sterilisasi menggunakan autoclave / panci presto dan proses inokulasi hampir sama.

Media F0/PDA (Potato Dextrosa Agar) :
- Kentang 200 gram
- Dextrosa 20 gram
- Agar powder 20 gram
- Air steril 1 liter

Media F1 :
- Jagung/biji-bijian

Media F2 :
ada yang memakai takaran 1 tepung jagung 2 bekatul 3 serbuk gergaji
ada yang memakai takaran 1 tepung jagung 2 bekatul 6 serbuk gergaji

Bibit F2 jamur tiram putih (miselium umur 4-5hari)


Dalam proses sterilisasi media dalam botol ditutup dengan kapas dan plastik polypropilen tebal 1mm. Setelah diinokulasikan, plastiknya diganti dengan kertas

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan PDA adalah juga pemilihan jenis jamurnya. Jamur tiram putih yang akan dipilih sebagai indukan adlaah yang bersih, usia masih muda/kecil, dan bergagang tunggal atau gagangnya tebal. Karena nanti memilih sporanya di daerah gagang.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah video proses inokulasi PDA :


Video inokulasi PDA

Pembuatan PDA ini adalah salah satu referensi cara kami saja. Jangan dianggap yang paling benar. Tetapi InsyaALLAH berhasil jika sterilisasi, pemilihan bahan dan takaran pas. Miselium PDA akan penuh dalam waktu kurang lebih 7-10 hari, sungguhpun demikian, dalam 2-3 hari sebenarnya sudah tampak apakah pembuatannya berhasil atau tidak.

Tampak indukan sudah ada miseliumnya walau hanya
3 hari dari inokulasi

Tampak miselium pada PDA sudah menyebar setelah 10 hari

Untuk pembiakan selanjutnya, dari segi jumlah, berikut ilustrasinya..:

1 botol PDA bisa menghasilkan sekitar 20-30 botol F1
1 botol F1 bisa menghasilkan 40-50 botol F2
1 botol F2 bisa menghasilkan 30-40 baglog jamur tiram putih
Jadi jika diurutkan InsyaALLAH demikian

1 botol PDA menghasilkan min 20 botol F1 yang menghasilkan min 800 F2 yang menghasilkan min 24.000 baglog jamur tiram putih..

Subhanallah

Jadi.., tekunlah, yang perlu diperhatikan adalah memilih indukan dari jamur dan memilih tempat pada jamur yang mengandung spora banyak. Untuk ini perlu latihan. InsyaALLAH bisa diperhatikan pada video pembibitan kami tadi..

Selamat mencoba.

Link terkait
Membuat media F0 / PDA
Memperbanyak PDA ke PDA
Membuat media F1

Diposkan oleh Fithrawan Satriyanto ,ST di 05.42 3 komentar
Label: Buat Bibit F0 F1 F2 Jamur tiram
SELASA, 09 MARET 2010
Memperbanyak indukan bibit ke F1
Bibit F1 jamur dari biji-bijian jagung

Jika indukan F0/PDA berhasil dibuat, langkah selanjutnya adalah menurunkan
bibit tersebut ke F1.
Tujuannya adalah untuk memperbanyak biakan bibit. Bahan utama yang akan
digunakan adalah biji-bijian/ dalam hal ini jagung.

Syarat biji jagung yang bisa digunakan adalah sebagai berikut :
- masih baru (baru dipanen) bukan yang berumur lamaaa
- Bagus kondisinya, hanya mengandung sedikit biji inti yang rusak
- Tidak ada atau hanya sedikit kontaminasi
- tidak ada jamur dan tidak ada hama
- Tidak lebih dari 12% kelembaban

Cara membuat media F1 dengan jagung adalah sebagai berikut:
1 Rendam jagung selama satu malam dengan takaran 2 liter air per 1kg jagung.
setelah itu cuci dan saring jagung, buang semua airnya.

2 Kukus jagung selama kurang lebih 30-45 menit untuk melunakkan. Lalu
keringkan air dan tebar jagung sehingga mendingin dan mengurangi airnya..

3 Lalu masukkan jagung ke dalam botol, isi cukup 3/4 nya saja

4 Tutup botol dengan kapas, lalu juga dengan plastik juga. Tutup yang rapat

5 Setelah itu masukkan media-media dalam botol tersebut ke dalam autoclave
dan steam dengan tekanan 15 lb/in2 atau sekitar 1Bar (suhu kurang lebih
121 derajat C) selama 30-45menit.

6 Dinginkan dan letakkan di tempat yang steril dan bersih.
Media sudah siap untuk di inokulasikan..

Bersihkan kotak tempat inokulasi, dan sterilkan dengan menyemprotkan alkohol.
lalu masukkan media F1 dan F0 untuk menyuntikkan bibit.
Bersihkan tangan dengan menyemprotkan alkohol.
Nyalakan bunzen api, lalu ambil botol F0, semua proses harus dekat dengan api
untuk menjamin sterilisasi.

Panaskan stik stainlessteel yang akan digunakan untuk mengambil bibit dengan
api bunzen sehingga memerah. Lalu setelah agak mendingin, masukkan ke
botol Fo dan ambil cuilan/potongan bibit F0, tutup segera botol F0 lalu
buka tutup media F1. Masukkan potongan bibit F0 tadi ke dalam media F1.
Tutup segera.

Ingat!!!, seluruh proses harus dekat dengan api bunzen.

Potongan bibit F0 tadi tidak boleh menyentuh apapun sebelum dimasukkan
ke media F1.
Tutup botol F1 dengan segera dengan kapas, lalu tutup juga dengan koran
diberi karet.
O ya.. Lupa.. Koran yang digunakan untuk penutup botol juga harus dalam
keadaan steril.. Dengan kata lain, juga diikutkan waktu proses sterilisasi
steam tadi.
Beri label... Untuk menandai waktu pemberian bibit..
Miselium akan menyebar penuh dalam waktu 10-15 hari..
Botol harus disimpan di tempat yang bersih. Bisa juga disimpan di lemari
pendingin..

Sebagai catatan :
Indukan F1 ini bisa diturunkan ke F2 yang medianya memiliki takaran campuran 1 jagung
2 bekatul 6 serbuk gergaji yang lalu dimasukkan ke dalam botol dan selanjutnya dilakukan
proses sterilisasi menggunakan autoclave.

Untuk indukan F1 dan F2 yang telah jadi ditandai telah menyebarnya miselium, bisa digunakan
sebagai bibit yang akan diinokulasikan ke baglog dalam budidaya jamur tiram putih..

Link terkait :
Membuat indukan F0/PDA
Memperbanyak indukan PDA ke PDA
Rangkuman pembibitan
Diposkan oleh Fithrawan Satriyanto ,ST di 21.27 9 komentar
Label: Buat Bibit F0 F1 F2 Jamur tiram
Pembibitan F0 ke F0
Indukan PDA yang berhasil, nampak kapas putih
menyelimuti seluruh media

Pembuatan bibit induk PDA atau F0 juga bisa dilakukan antar PDA atau antar F0.
Hal ini dikarenakan tingginya resiko membuat bibit F0 langsung dari indukan jamur.
Kebanyakan kegagalan dikarenakan resiko kontaminasi yang tinggi.

Dalam pembuatan bibit F0, setelah dilakukan inokulasi dari indukan jamur, perkembangan
miselium harus dipantau setiap hari. Jika sedikit saja terjadi titik kuning atau hijau yang berarti
timbul kontaminasi, bibit F0 yang kita buat bisa dikatakan gagal. Walaupun selanjutnya bibit tersebut tertutup dengan putihnya miselium. Karena sedikit kegagalan saja sangat beresiko jika diteruskan untuk diturunkan ke indukan F1 dan F2.

Bagaimana menurunkan indukan F0 untuk memperbanyak F0???
Pembuatan media "agar" nya sama persis, yaitu dari air kentang dan selanjutnya.

Baca posting kami selengkapnya dalam pembuatan indukan F0.

Selanjutnya saat akan melakukan inokulasi. Bibit yang disuntikkan ke media bukan berasal dari jamur, tetapi dari indukan F0 yang telah jadi sebelumnya.
Pembuatan indukan F0 dari F0 ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.

Maka dari itu akan lebih direkomendasikan jika ingin membuat hindukan F0 yang lebih banyak, bisa menggunakan indukan F0 yang telah berhasil dibuat.
Botol diletakkan dengan posisi tidur tetapi
janga sampai cairan PDA mengenai kapas
ini bertujuan agar memperluas area media PDA

Memang untuk memperbesar tingkat keberhasilan
digunakan autoclave. Dengan tekanan hingga 2,5BAR
bisa dihasilkan suhu 150derajat C lebih, sehingga hanya
diperlukan waktu 20 menit saja

Video demo autoclave
Diposkan oleh Fithrawan Satriyanto ,ST di 05.32 1 komentar
Label: Buat Bibit F0 F1 F2 Jamur tiram
SELASA, 12 JANUARI 2010
Pembibitan F0 atau PDA jamur tiram
PDA umur 10 hari setelah inokulasi indukan jamur
tampak miselium sudah 90% menyebar


Posting kali ini kami akan menjelaskan sedikit sepanjang pengalaman dan pengetahuan kami mengenai pembuatan bibit jamur tiram.

Bibit utama F0 yang langsung diturunkan atau diambil dari spora jamur langsung sering disebut dengan PDA.

Dari satu botol PDA ini bisa menghasilkan sekitar 30 botol F1
Dari satu botol F1 bisa menghasilkan sekitar 50-70 botol F2
Dari satu botol F2 bisa menghasilkan 40 bagog jamur tiram putih..
Kalau diurut, jika kita berhasil membuat satu saja botol bibit PDA jamur tiram putih.., kita bisa menghasilkan 30 botol F1 untuk menjadi 1500 botol F2 yang bisa menghasilkan 60.000 baglog jamur tiram putih.. Subhanallah...

Jadi memang, jangan takut gagal dalam membuat PDA.., jika dalam membuat 20 botol PDA ada yang berhasil cuma 1 saja.., maka kita sudah bisa membuat pabrik jamur yang menghasilkan 60.000 baglog jamur tiram putih.. luar biasa bukan...???????
Ok.. Sekarang apa aja yang perlu disiapkan...??

Bahan:
1. Kentang dalam kondisi baik.. mulus, tidak ada bintik banyak, tidak ada noda busuk.. pokoknya yang paling bagus. Dibutuhkan 200 gram saja.
2. Dextrosa sebanyak 20gram. Dextrosa ini dapat dibeli di apotek, atau di toko laboratorium. Harganya di Malang sekitar Rp.50.000 per kg.
Contoh gambar dextrosa ukuran 1kg beli di toko laboratorium
3. Agar powder.. pilih yang bening. Dibutuhkan sebanyak 20 gram saja.
4. Air sebanyak 1 liter. Gunakan air steril, air destilasi. Bisa dengan membeli air mineral kemasan yang kualitas baik.
5. Kapas steril dan plastik tutup secukupnya.

Langkah membuat cairan PDA :
1. Kupas dengan baik kentang, lalu potong berbentuk kubus kecil2 dengan ukuran sekitar 1cm3. Timbang sehingga didapat sekitar 200 gram.
2. Cucilah kentang hingga bersih, lalu rebuslah kentang menggunakan air tadi sebanyak 1 liter air selama kurang lebih 20 menit.
3. Ambillah air rebusan tadi dan saring sebersih mungkin masukkan ke gelas ukur, dan tambah dengan air steril sehingga jumlah air menjadi pas 1 liter kembali.
4. Campurlah dalam cairan tadi 20 gram dextrosa dan 20 gram agar powder lalu aduk dengan merata dengan kecepatan normal sehingga benar-benar larut dengan baik.
5. Campuran tadi adalah cairan PDA. Masukkan cairan PDA ini di botol pipih setinggi 50-100 mm saja Lalu tutup dengan menggunakan kapas steril dan kemudian tutup dengan plastik dan diberi karet hingga benar-benar rapat.
Catatan : botol yang dipilih adalah botol pipih seperti bekas botol madu/ atau botol whiski ukuran kecil. sebelumnya botol dibersihkan dan disteril dengan merebus botol dengan air mendidih selama kurang lebih 10 menit. Memang dalam membuat bibit PDA, kebersihan, sterilisasi tempat, alat dan bahan adalah syarat utama dalam menunjang keberhasilannya.

6. Setelah itu langkah selanjutnya adalah kita mensteril cairan PDA dalam botol tadi menggunakan Autoclave selama kurang lebih 30menit-45menit dalam suhu 120 derajat C. Bagi kita yang mungkin kebanyakan tidak memiliki autoclave, bisa menggunakana panci presto bertekanan. Lama sterilisasi media dalam panci presto adalah setelah air dalam presto mendidih dan menghasilkan uap bertekanan yang ditandai panci berbunyi, pertahankan kondisi ini selama kurang lebih 45menit-60menit hingga yakin benar kondisi sudah steril betul..
7. Setelah itu, jangan langsung dibuka, biarkan mendingin hingga kurang lebih 37 derajat C. Keluarkan botol-botol tadi dan letakkan dalam posisi miring/tidur agar cairan bisa melebar dengan tujuan memperbanyak area media. Catatan, pokoknya dalam meletakkan tidur ini, jangan sampai cairan mencapai mulut botol.

Jika cairan PDA agar tadi sudah mengeras, barulah siap untuk di Inokulasikan bibit yang didapat dari jamur langsung.

Langkah Inokulasi PDA :
Yang perlu disiapkan adalah :
1. Ruang inokulasi berupa tempat tertutup dan steril, kami membuatnya dengan kotak dari kayu ukuran 0,7mx2mx0,5m, atasnya diberi kaca. Kondisi dalam dilapisi dengan tripleks melamin putih agar bersih dan steril.
2. Jarum/gagang dari stainlesssteel
3. Bunsen atau kompor spirtus
4. Kapas steril
5. Pemantik api
6. Alkohol
7. gelas steril

Langkahnya adalah :
1. Semprot ruang inokulasi dengan alkohol hingga steril.. biarkan selama kurang lebih 20 menit.
2. Masukkan semua alat ke dalamnya.
3. Siapkan dan masukkan botol-botol PDA
4. Siapkan pula jamurnya.. Pilih jamur yang baik, kondisi yang muda, tidak basah, memiliki batang tunggal yang besar dan keras. kondisi yang putih bersih.
5. Nyalakan bunzen, lalu ambil jarum/ganggang stainless tadi dan panaskan ujung ganggang tadi di api bunzen hingga panas dan berwarna merah. Ini gunanya untuk mensterilkan dan membunuh kuman
6. Dinginkan ganggang dan letakkan pada gelas yang bersih dan steril.
7. Ambil jamur (o ia, sebelum inokulasi, semprot tangan dengan alkohol dengan merata hingga benar2 steril juga) sobeklah jamur menurut arah panjangnya, letak spora yang banyak kira-kira di dekat gagang tapi masih di tudungnya.
8. Menggunakan jarum/gagang tadi, ambil potongan kecil dari jamur seukuran kira-kira 2-3mm2. Pastikan mengambilnya menggunakan ujung jarum yang sudah benar2 steril tadi dan tidak menyentuh bagian luar dari jarum.
9. Ambil botol PDA dan dekatkan dengan api bunzen, perlahan bukalah kapas (semua proses harus dekat dengan api agar pasti kondisi free dari kuman dan bakteri), lalu masukkan cuilan jamur tadi ke dalam botol PDA lalu segera tutup dengan kapas steril tadi dan juga dengan plastik dan diberi karet...
10. Sekali lagi karena penting!! SEmua proses harus dekat dengan api bunzen.

Letakkan botol PDA yang sudah diinokulasi dengan jamur tadi di ruang yang steril, bersih.
Periksa terus terhadap kontaminasi...

Jika berhasil, maka bisa dilihat dalam waktu 3-4 hari saja yang diindikasikan dengan menyebarnya miselium putih di permukaan agar PDA.
Jika miselium sudah merata seluruhnya selama kurang lebih 7 hari-10 hari, maka PDA sudah siap untuk diinokulasikan ke botol F1.
Sekali lagi, tidak perlu kecewa jika proses ini gagal. Dalam membuat 10 botol, bisa jadi 1 saja sudah Alhamdulillah.. karena sudah bisa membuat pabrik jamur tiram putih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar